Cerpen Anak 4

Pemanjat Kelapa

Mimin adalah seorang pemanjat kelapa di desanya, dia sudah memanjat pohon kelapa sejak berumur 10 tahun, biasanya dia memanjat kelapa untuk di ambil buahnya lalu di jual di pasar, seperti biasa hari in mimin akan berangkat ke kebun untuk memanjat pohon kelapa.
“sepertinya cuaca hari ini kurang bagus” gumam mimin dalam hati. Ia tetap pergi dan memanjat pohon kelapa. Namun saat ia berada di atas pohon kelapa tiba-tiba angin kencang berhembus dan membuat pohon kelapa goyang-goyang. “sial terlalu berbahaya untuk turun dan tak mungkn aku di atas pohon ini terus bisa-bisa  aku terlempar” bisik mimin dalam hati. Angin bertambah kencang membuat pohon kelapa semakin kuat bergoyang.
“ya Tuhan!! Tolong hamba! Hentikan badai ini hingga hamba bisa turu kebawah. Hamba berjanji akan memotong ayam dan menjadikannya sebagai syukuran kepada warga!! Eriak mimin memohon. Seketika itu angin mulai berhenti, mimin setengah percaya, bukannya turun mimin malah mengambil pohon kelapa sebanyak-banyaknya. Setelah turun mimin langsung ke pasar dan menjual kelapanya ke pengepul. Lalu uang hasil penjualannya itu ia beikan seekor ayam.
Sesampainya di rumahsaat mimin hendak menyiapkan makanan untuk syukuran tiba-tiba ia berfikir sesuatu. “untuk apa aku menyajikan makanan ini untuk orang lain, sedangkan aku sendiri makan sehari-hari pun pas-pasan”. Akhirnya mimin tidak jadi mengadakan syukuran, malahan ayam yang ia beli di makan sendiri. “hmmm nikmat sekali ayam ini aku bisa memakannya sendiri sampai habis sendiri” ucap mimin yang sambil mengunyah makanannya.
Esoknya mimin seperti biasa bersiap-siap lagi ke kebun. “cuaca hari ini cerah sekali, aku akan memanen banyak kelapa hari ini” gumam mimin sambil tersenyum. Sepanjang perjalanan menuju kebun. Saat sampai ia langsung memanjat pohon kelapa dan memetik beberapa buah kelapa, namun saat itu ia hendak turun dan tiba-tiba angin berhembus sangat kencang, bahkan lebih kencag dari hari kemarin, membuat mimin sontak ketakutan.

Pohon kelapa bergoyang begitu hebatnya mimin pun berpegangan erat dengan batang pohon. “ya Tuhan maafkan hamba yang khilaf, maafkan hamba yang kemarin tidak menepati janji hamba kali ini kali ini hamba akan memotong sapi teriak mimin memohon ampun. Namun sepertinya tidak ada kesempatan kedua buat miimin,angin bertiup dengan kencangnya di susul gerimis dan membuat batang pohon kelapa icin dan menjatuhkan mimin ke tanah hingga meninggal. Setelah itu angin langsung berhenti dan langit mendadak cerah. Sinar matahari menerangi mimin yang terbaring tak bernyawa di samping kelapa-kelapanya. 

Comments