Pemanjat Kelapa
Mimin adalah seorang pemanjat kelapa di desanya, dia sudah
memanjat pohon kelapa sejak berumur 10 tahun, biasanya dia memanjat kelapa
untuk di ambil buahnya lalu di jual di pasar, seperti biasa hari in mimin akan
berangkat ke kebun untuk memanjat pohon kelapa.
“sepertinya cuaca hari ini kurang bagus” gumam mimin dalam
hati. Ia tetap pergi dan memanjat pohon kelapa. Namun saat ia berada di atas
pohon kelapa tiba-tiba angin kencang berhembus dan membuat pohon kelapa
goyang-goyang. “sial terlalu berbahaya untuk turun dan tak mungkn aku di atas
pohon ini terus bisa-bisa aku terlempar”
bisik mimin dalam hati. Angin bertambah kencang membuat pohon kelapa semakin
kuat bergoyang.
“ya Tuhan!! Tolong hamba! Hentikan badai ini hingga hamba
bisa turu kebawah. Hamba berjanji akan memotong ayam dan menjadikannya sebagai
syukuran kepada warga!! Eriak mimin memohon. Seketika itu angin mulai berhenti,
mimin setengah percaya, bukannya turun mimin malah mengambil pohon kelapa
sebanyak-banyaknya. Setelah turun mimin langsung ke pasar dan menjual kelapanya
ke pengepul. Lalu uang hasil penjualannya itu ia beikan seekor ayam.
Sesampainya di rumahsaat mimin hendak menyiapkan makanan
untuk syukuran tiba-tiba ia berfikir sesuatu. “untuk apa aku menyajikan makanan
ini untuk orang lain, sedangkan aku sendiri makan sehari-hari pun pas-pasan”.
Akhirnya mimin tidak jadi mengadakan syukuran, malahan ayam yang ia beli di
makan sendiri. “hmmm nikmat sekali ayam ini aku bisa memakannya sendiri sampai
habis sendiri” ucap mimin yang sambil mengunyah makanannya.
Esoknya mimin seperti biasa bersiap-siap lagi ke kebun.
“cuaca hari ini cerah sekali, aku akan memanen banyak kelapa hari ini” gumam
mimin sambil tersenyum. Sepanjang perjalanan menuju kebun. Saat sampai ia
langsung memanjat pohon kelapa dan memetik beberapa buah kelapa, namun saat itu
ia hendak turun dan tiba-tiba angin berhembus sangat kencang, bahkan lebih
kencag dari hari kemarin, membuat mimin sontak ketakutan.
Pohon kelapa bergoyang begitu hebatnya mimin pun berpegangan
erat dengan batang pohon. “ya Tuhan maafkan hamba yang khilaf, maafkan hamba
yang kemarin tidak menepati janji hamba kali ini kali ini hamba akan memotong
sapi teriak mimin memohon ampun. Namun sepertinya tidak ada kesempatan kedua
buat miimin,angin bertiup dengan kencangnya di susul gerimis dan membuat batang
pohon kelapa icin dan menjatuhkan mimin ke tanah hingga meninggal. Setelah itu
angin langsung berhenti dan langit mendadak cerah. Sinar matahari menerangi
mimin yang terbaring tak bernyawa di samping kelapa-kelapanya.
Comments
Post a Comment